Indeks Saham Asia rontok pada perdagangan awal pekan ini. Senin (10/12) pukul 8.32 WIB, indeks Nikkei 225 merosot 1,94% ke 21.260. Hang Seng turun 0,97% ke 25.813.
Indeks Taiex turun 0,73% 9.685. Sedangkan Kospi melemah 1% ke 2.055. Indeks ASX 200 di Australia melorot 1,82% ke 5.579.
Dua bursa Asia Tenggara ikut berguguran. Indeks Straits Times melorot 1,20% ke posisi 3.073. Sedangkan FTSE Malaysia turun 0,60% ke 1.670.
Dari Jepang, data keluaran Kantor Kabinet menunjukkan revisi pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga menjadi minus 2,5% secara tahunan. Angka ini jauh lebih besar ketimbang estimasi awal dengan kontraksi 1,2%. Kantor Kabinet pun merevisi pertumbuhan ekonomi kuartal kedua menjadi 2,8%.
Kontraksi atau penurunan ekonomi kuartal ketiga Jepang tahun ini merupakan kontraksi terbesar sejak kuartal kedua 2014. Saat itu, ekonomi Jepang tertekan oleh kenaikan pajak. Sedangkan pada kuartal ketiga tahun ini, ekonomi Jepang tertekan oleh bencana alam.
Selain faktor data ekonomi, efek perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China masih menjadi kekhawatiran bursa saham global, termasuk Asia. Kedua negara masih bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan dagang. Tenggat waktu negosiasi ini adalah 1 Maret. Jika tidak ada kesepakatan, Trump berniat kembali menerapkan tarif impor.
Data lain yang menekan pasar adalah data perdagangan China bulan November. Ekspor dan impor China lebih rendah daripad prediksi. Hal ini menunjukkan perlambatan global dan permintaan domestik. Data ekonomi ini memicu spekulasi bahwa otoritas akan mengambil
langkah pelonggaran agar laju pertumbuhan ekonomi tak tergelincir jauh.
Sumber : www.kontan.co.id
Comments