top of page
Writer's pictureGaleri Investasi TSM

Sektor Properti Rebound, Saham Apa Yang Bisa Dilirik Investor?



Kinerja saham sektor properti cenderung masih bergerak di zona merah. Sepanjang 2018 saja, sektor properti masuk ke dalam tiga besar yang terkoreksi paling dalam setelah sektor barang konsumsi dan sektor perdagangan.


Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) secara year to date (ytd) sektor properti,

realt estate dan konstruksi sudah merosot sebanyak 12,72%. Bahkan, pada perdagangan Selasa (27/11) indeks saham properti ditutup koreksi 0,40% di harga Rp 432,48 per lembar saham.


"Sektor ini sudah mulai menguat sejak awal bulan (November), kalau hari ini menurun

itu karena koreksi sehat", kata Analis Panin Sekuritas William Hartanto kepada Kontan,

Selasa (27/11).


Menurutnya, momentum kebangkitan sektor properti sudah mulai terjadi. Hal ini

didukung banyaknya sentimen positif yang di siapkan untuk mendorong kinerja sektor

properti tersebut.


Bahkan, ke depannya Panin Sekuritas meyakini sektor properti masih memiliki prospek

positif dengan adanya berbagai kebijakan yang disasar untuk sektor tersebut.

Meskipun, tahun pemilu dinilai tidak memberi dampak terlalu besar pada kinerja saham

sektor properti, dan tergantung pada pemenang pemilu nanti.


"Sudah masuk momen rebound, sekarang ditunggu investor selanjutnya adala,

kinerjanya. Apakah sentimen sentimen tersebut bisa membawa hasil atau enggak", ungkapnya.


Sedangkan, kalau dilihat dari pergerakan saham sektor properti, William melihat sudah

ada akumulasi besar besaran pada beberapa saham sektor properti. Beberapa saham

itu yakni, ASRI ,  BSDE ,  CTRA , dan  SMRA .


Namun, dia menjelaskan bahwa harga keempat saham itu sudah naik cukup tinggi saat

ini. Sehingga alangkah baiknya jika investor menunggu sampai ada sinyal koreksi di

saham tersebut, demi mendapatkan harga yang lebih murah.


"Tapi saya rekomendasikan beli, karena prospek untuk akhir tahun masih bagus,

terutama untuk ASRI. Selain harga yang masih murah, saham ASRI punya fundamental

paling bagus", ungkapnya.


Selain itu, William juga memperkenankan investor untuk melirik saham saham properti

yang memiliki return cukup besar sepanjang tahun, karena akan lebih menarik.

Sementara untuk saham properti yang memiliki return kecil atau merah, sebaiknya wait

and see.


"Penguatan sektor akan membawa sentimen positif bagi semua saham sektor properti,

namun efeknya biasany tidak sebesar (saham) yang kinerjanya bagus", ujarnya.

Ke depan, William menilai akan lebih tepat untuk melihat prospek properti dengan

mencermati kebijakan apa saja yang akan dibuat untuk mendorong sektor ini.



Sumber : www.kontan.co.id

Comments


bottom of page